Ridwan Kamil Menjadi Sopir Dalam Mendampingi Sri Sultan Hamengkubuwono X di Bandung
Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendampingi Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk bernostalgia di Kota
Bandung. Dalam perjalanan, mereka berbincang mengenai kepemimpinan
Indonesia.
Ridwan Kamil menjadi sopir dalam perjalanan itu. Ditemani istrinya,
Atalia Praratya, pria yang akrab disapa Kang Emil menjemput Sri Sultan
Hamengkubuwono beserta istri, Ratu Hemas menggunakan mobil listrik.
Beberapa titik di Kota Bandung mereka datangi, terutama tempat yang
menjadi bagian sejarah perjalanan asmara Sri Sultan dan Ratu Hemas 50
tahun silam. Mereka pun menyempatkan untuk makan di restoran ayam goreng favorit Sri
Sultan dan Ratu Hemas.
"Istri saya dulu anak tentara, tugasnya di
Bandung, rumahnya di Cibeunying situ. Tadi lewat situ tapi sudah berubah
semua, mungkin ya sudah 50 tahun atau yang lalu. Tadi makan (di
restoran ayam goreng) rasanya nggak beda,"ucap Sri Sultan, Selasa
(7/12).
Ridwan Kamil mengaku sudah berjanji akan mengantarkan dan menjadi sopir
jika Sri Sultan ingin bernostalgia di Kota Bandung. Di dalam mobil, ia
mengaku mendapatkan banyak cerita masa muda Hamengkubuwono X.
"Ngarso Dalem (Sri Sultan) sering mengapeli (Ratu Hemas di Kota
Bandung), jadi tadi kita lewat ke Taman Cibeunying, terus kita ke Taman
Cihapit ternyata Ratu Hemas dulu sering belanja jalan kaki ke Cihapit,"ucap Ridwan Kamil
Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Ratu Hemas datang ke Kota Bandung
sebagai kunjungan balasan setelah pekan lalu Ridwan Kamil mendatangi
Yogyakarta dalam rangka kerja sama antarprovinsi di berbagai sektor, di
antaranya kebudayaan dan pariwisata.
Sebelum pulang ke Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X beserta istri
dijadwalkan menghadiri Gempita Budaya yang akan dipusatkan areal Gedung
Sate pada malam hari ini.
Pesan Sri Sultan untuk Ridwan Kamil
Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan wejangan kepada Ridwan Kamil
dalam menjalankan tugas sebagai kepala daerah. Integritas harus dijaga.
Dengan integritas, maka setiap keputusan yang diambil dalam setiap
kebijakan mengedepankan aspek keterbukaan dan kepentingan masyarakat
umum. Secara tidak langsung, hal itu bisa berdampak pada kepercayaan
masyarakat.
"Integritas. Saya kira itu memang sangat dibutuhkan masyarakat. Pola
pikirnya yang mendekati harapan warga, masyarakat secara umum,"ucap Sri
Sultan.
Komentar
Posting Komentar