Diduga Karena Kesepakatan Yang Mandek, Houthi Masih Menahan Kapal UEA

Jakarta - Saat ini, Kapal Rawabi berbendera Uni Emirat Arab (UEA) masih ditahan oleh Kelompok Pemberontak asal Yaman, Houthi. Akibatnya, satu ABK asal WNI dan 10 lainnya masih jadi tawanan.

Sekretaris Pertama Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Muscat, Hari Yulianto, mengatakan sebenarnya Houthi tidak menolak membebaskan kapal dan tawanan. Tetapi, ada dealing atau kesepakatan yang diduga mandek.

"Mungkin bukan penolakan pembebasan oleh Houthi, ya. Tetapi, mereka punya dealing juga,"ungkap Hari lewat pesan singkat kepada wartawan, Senin (17/1).

Ia mengatakan, dealing tersebut bukanlah dengan Indonesia-- sebagai salah satu negara yang warganya menjadi tahanan. Melainkan, dengan pihak Emirat, mengingat kapal tersebut berbendera UEA.

" Dealing-nya berupa pertukaran tahanan,"lanjut Hari. Ia mengatakan, kesepakatan antara UEA dan Houthi ini masih dalam proses dan belum mencapai finalisasi.

Seperti diketahui, kelompok pemberontak tersebut membajak Kapal Rawabi pada awal tahun ini. Menurut Pemerintah UEA, kapal kargo sipil ini mengangkut peralatan untuk membangun rumah sakit darurat.

Tetapi, Houthi mengatakan kapal ini membawa peralatan militer yang bisa mengancam stabilitas Yaman. Itulah sebabnya, mereka membajak kapal tersebut.

Seruan pembebasan telah disuarakan oleh Pemerintah UEA dan juga Dewan Keamanan PBB. Namun, mereka tidak menggubris permintaan itu dan bersikeras Kapal Rawabi membawa peralatan militer.

"Kapal Rawabi tak membawa mainan untuk anak-anak tapi membawa senjata untuk ekstremis,"ujar pejabat Houthi, Hussein Al-Azzi, seperti dikutip dari Al-Jazeera.

Negosiasi Pemulangan ABK WNI Terus Berlanjut

Seorang ABK WNI asal Makassar bernama SHP merupakan awak kapal tersebut. Menurut Kemlu RI, ia memegang posisi sebagai Chief Officer.

Hari menekankan, meskipun ada kendala penolakan dari Houthi, Pemerintah RI akan terus mengupayakan proses negosiasi pembebasan SHP.

"Proses negosiasi pemulangan terus berjalan,"kata dia.

Hari menambahkan, hingga saat ini tanggal pemulangan SHP belum bisa dipastikan.Dalam upayanya, Kemlu RI berkoordinasi dengan pihak terkait dan Perwakilan RI di tiga negara sekitar Yaman: KBRI Abu Dhabi di UEA; KBRI Muscat di Oman; dan KBRI Riyadh di Arab Saudi.

SHP diketahui sudah berhasil berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia. Ia mengaku dirinya dalam keadaan sehat, aman, dan diperlakukan dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Dan Mitos Tentang Penguasa Pantai Selatan

Seorang Profesor Yahudi Membela Warga Palestina dan Mengecam Air Mata Buaya Warga Israel

Hujan Lebat Yang Mengguyur Kota Padang Panjang Mengakibatkan 120 Rumah Warga di 2 Kecamatan Terendam Banjir